FAKTOR-FAKTOR YAMG MEMPENGARUHI
PRODUKSI ASI
Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi ASI ini
dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor ibu, faktor bayi dan faktor lainnya.
1) Faktor
Bayi
a)
Faktor fisik dan kesehatan bayi
Faktor fisik serta kesehatan bayi
yang mempengaruhi produksi ASI adalah kurangnya usia gestasi bayi pada saat
bayi dilahirkan, sehingga mempengaruhi refleks hisap bayi (Wight, 2003 dalam
ILCA, 2008). Kondisi kesehatan bayi seperti kurangnya kemampuan bayi untuk bisa
menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat struktur mulut dan rahang yang
kurang baik, bibir sumbing, metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak
dapat mencerna ASI, juga mempengaruhi produksi ASI, selain itu semakin sering
bayi menyusui dapat memperlancar produksi ASI (Biancuzzo, 2000).
b)
Tingkah laku bayi
Tingkah laku
pada bayi mempengaruhi produksi ASI pada ibu. Bayi yang
terpapar obat anestesi dari ibu
melalui plasenta akan tertidur. Bayi yang tertidur tidak akan menyusu pada
ibunya sehinga tidak terjadi isapan pada payudara yang merangsang hormon
prolaktin dan oksitosin untuk menstimulus produksi ASI. (Hockenberry, 2009).
2) Faktor Ibu
Faktor ibu yang mempengaruhi
produksi ini dibagi menjadi 3 yaitu faktor fisik ibu, faktor psikologis serta
sosial budaya.
a)
Faktor fisik
Faktor
fisik ibu yang mempengaruhi produksi ASI adalah adanya kelainan endokrin ibu,
dan jaringan payudara hipoplastik. Faktor lain yang mempengaruhi produksi ASI
adalah usia ibu, ibu- ibu yang usianya lebih muda atau kurang dari 35 tahun
lebih banyak memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu-ibu yang usianya lebih tua
(Biancuzo, 2000). Produksi ASI juga dipengaruhi oleh nutrisi ibu dan asupan
cairan ibu. Ibu yang menyusui membutuhkan 300 – 500 kalori tambahan selama masa
menyusui (Lowdermilk, 2006). Asupan yang kurang dari 1500 kalori perhari dapat
mempengaruhi produksi ASI (King, 2003). Asupan cairan yang cukup 2000 cc
perhari / ± 8 gelas perhari dapat menjaga produksi ASI ibu (Pilitteri, 2003).
b)
Faktor
Psikologis
Faktor
psikologis yang mempengaruhi kurangnya produksi ASI antara lain adalah ibu yang
berada dalam keadaan stress, kacau, marah dan sedih, kurangnya dukungan dan
perhatian keluarga serta pasangan kepada ibu (Lawrence, 2004). Selain itu ibu
juga khawatir bahwa ASInya tidak mencukupi untuk kebutuhan bayinya serta adanya
perubahan maternal attainment, terutama pada ibu-ibu yang baru pertama
kali mempunyai bayi atau primipara (Mercer, 2004 dalam Alligood, 2008). Ibu –
ibu dengan depresi postpartum juga dapat mempengaruhi produksi ASI (ILCA,
2008).
c)
Faktor
Sosial Budaya
Adanya mitos serta persepsi yang
salah mengenai ASI dan media yang memasarkan susu formula, serta kurangnya
dukungan masyarakat menjadi hal- hal yang dapat mempengaruhi ibu dalam menyusui.
Ibu bekerja serta kesibukan sosial juga mempengaruhi keberlangsungan pemberian
ASI (Afiyanti, 2006).
3. Faktor
lain yang mempengaruhi produksi ASI
Pijat oksitosin merupakan salah satu
solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah
pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae
kelima- keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan
oksitosin setelah melahirkan. Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormone
oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI otomatis keluar (Biancuzzo,
2003; Indiyani, 2006; Yohmi & Roesli, 2009). Penelitian yang dilakukan Eko
(2011) menunjukkan bahwa kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin dapat
meningkatkan produksi ASI.
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk
merangsang refleks oksitosin atau reflex let down. Selain untuk
merangsang refleks let down manfaat pijat oksitosin adalah memberikan
kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi
sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin, mempertahankan produksi
ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI, 2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar